Tangerang – Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar atau Bang Zaki, diapresiasi telah menata kawasan pesisir yang tergolong rentan, bagi lingkungan maupun sosial. Pembangunan yang telah ditetapkan Bang Zaki bahkan berkelanjutan, sehingga meningkatkan harkat dan martabat masyarakat setempat.
Salah satu kinerja Bang Zaki yang menjadi sorotan Ahmad Yani, Ketua Umum Forum Lintas Tokoh Pantura Kabupaten Tangerang. Yani terkait program pembangunan berkelanjutan untuk kawasan pesisir. Melalui program Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai (Gerbang Mapan), Bang Zaki sukses melakukan penataan kawasan, infrastruktur sampai dengan pemberdayaan masyarakat pesisir. “Saya melihat masing-masing desa diangkat ciri khas keunggulannya tanpa meninggalkan budaya, adat lokal termasuk kulinernya. Salah satunya ikan bandeng cabut duri, keripik sukun dan makanan khas lainnya, yang saat ini mulai dikenal masyarakat di luar Tangerang,” ujar Ahmad Yani.
Ada 5 desa pesisir di 5 Kecamatan yang menjadi fokus pelaksanaan program Gerbang Mapan. Desa-desa tersebut antara lain Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga, Desa Ketapang Kecamatan Mauk, Desa Patra Manggala Kecamatan Kemiri, Desa Surya Bahari Kecamatan Sukadiri dan Desa Kronjo Kecamaatan Kronjo.
Target program Gerbang Mapan adalah menuju pesisir sejahtera hingga tahun 2023. Atas keberhasilan ini, sang bupati dipercaya menjadi Wakil Presiden Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) Network of Local Governments (PNLG).
Kinerja lainnya terkait pemberantasan protitusi di kawasan Dadap yang telah berdiri sejak tahun 1970-an. “Dengan tekad yang kuat, meski banyak rintangan dan tantangan, Bang Zaki berhasil membersihkan praktek protitusi di kawasan Dadap,” ujarnya.
Seluruh bangunan tempat prostitusi di Dadap kini sudah dibongkar. Sebelumnya sempat banyak bangunan tempat hiburan karaoke di bibir jalan kawasan Dadap Cheng In atau Kampung Baru Dadap yang berbatasan langsung dengan Kali Prancis. Aktivitas di kawasan itu kini tak lagi gemerlap. Dadap kini sudah sangat berkembang pesat dengan banyaknya industri, kawasan pergudangan dan perniagaan.
Jika masih ada masyarakat yang protes bahwa Bang Zaki tidak sepenuhnya mengatasi protitusi di kawasan Kabupaten Tangerang, menurut Yani itu perlu diklarifikasi terutama bentuk protitusinya seperti apa. “Jika transaksinya dilakukan melalui telepon, media sosial, dari mulut ke mulut, janji bertemu di tempat keramaian dan eksekusinya di luar Kabupaten Tangerang, ya tentu saja sulit diberantas. Wong polisi saja juga akan kesulitan mengungkapnya. Apalagi, bupati kan tidak hanya itu kerjaannya,” tegasnya.
Sebagai koordinator di kawasan Pantura, Kabupaten Tangerang, Yani mengakui selalui mengawasi kinerja bupati terutama program-program yang dilaksanakan selama dua periode kepemimpinannya. “Kinerja bupati layak dikasih dua jempol,” pungkasnya.
Keberhasilan seorang pemimpin itu, salah satunya bisa dilihat dari hasil karya yang dibuatnya. Apakah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat yang dipimpinnya atau justru sebaliknya, membuat derita atau menimbulkan masalah bagi masyarakat.
Ini penting mengingat hasil karya yang bermanfaat merupakan sebuah legacy yang akan dikenang selamanya. “Cara pandangnya harus seperti itu, harus obyektif. Tidak bisa menilai kinerja seorang pemimpin hanya berdasarkan opini-opini sepihak. Apalagi dari pihak yang bersebrangan, tentu hasilnya akan sangat subyektif dan tidak fair,” ujar Ahmad Yani lagi.
Sementara itu, Endang, tokoh masyarakat Cisauk, Kabupaten Tangerang, juga mengapreasi kinerja Bupati Zaki selama memimpin Kabupaten Tangerang. Ia melihat konsistensi antara ucapan yang dilontarkan sang bupati seusai dengan apa yang dilakukannya. Bahkan, sikapnya yang humble membuatnya dekat dan mendapat kepercayaan masyarakat.
“Modal yang bagus ini, membuat Bang Zaki cepat menuntaskan berbagai persolan. Salah satunya saat menuntaskan sengketa tanah dengan pihak pengelola BSD terkait pembangunan stadion Cisauk. Tuntas tanpa timbul masalah baru,” ujarnya.
Kepercayaan itu pula yang membuat Bang Zaki bisa mengakomodasi keinginan masyarakat yang ingin membentuk wilayah Tangerang Tengah. “Yang saya tahu, Pak Bupati meminta Presidium Badan Persiapan Pembentukan Kota Tangerang Tengah (BPP-KTT) untuk membuat kajian pembentukan daerah otonom baru tersebut,” ujarnya.
Endang menepis anggapan bahwa keinginan masyarakat untuk memisahkan diri dengan kota Tangerang Tengah sebagai bentuk ketidakbecusan Bupati dalam memimpin Kabupaten Tangerang. “Salah besar jika ada yang bilang Bang Zaki tidak bisa bekerja. Ini harus diklarifikasi bahwa sebenarnya pemerintah Kabupaten Tangerang pernah merencanakan untuk anggaran kajian ekonomi terkait pembentukan Tangerang Tengah. Namun, rencana itu tertunda karena anggaran yang disediakan direlokasi ke penanganan pandemi Covid-19,” ujarnya.
Di sisi lain, Endang juga melihat keberanian Bang Zaki dalam membangun sarana dan infrastruktur di wilayah Kabupaten Tangerang. Mulai dari pembangunan 7 stadion mini, sport center hingga pembangunan jalan. “Kini 80 persen jalan-jalan di wilayah Kabupaten Tangerang sudah mulus, tidak ada lubang menganga dan geronjalan,” pungkasnya.(**)