Suaratangerang.id, Jakarta – Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar melakukan kunjungan ke Kantor Harian Kompas pada Jumat (2/9) siang. Kedatangan ini dalam rangka sosialisasi Partnership in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA), Network of Local Government (PNLG) 2022.
Dalam kunjungan yang disambut oleh Wakil Pemimpin Redaksi Tri Agung Kristanto ini, Bupati Zaki berterima kasih atas kesempatan sosialisasi tersebut. Adapun, penyelenggaraan PEMSEA akan dilaksanakan pada 25-29 Oktober 2022.
“Kami dari kabupaten Tangerang silaturahmi dan mengundang Kompas hadir di acara PEMSEA bulan Oktober nanti,” jelasnya di Kantor Redaksi Kompas, Menara Kompas, Jakarta, Jumat (2/9).

Disampaikan bahwa PEMSEA merupakan forum untuk kota-kota pesisir pantai dari 15 negara yang berbagi pengalaman dalam pembangunan di kawasan tersebut. Utamanya adalah pembangunan pelabuhan.
Akan tetapi, kata dia, di Kabupaten Tangerang berbeda dengan daerah pesisir lainnya. Sebab, pembangunan desa nelayan, tepatnya di Desa Ketapang bukan hanya pembangunan infrastruktur, tapi juga diiringi dengan penciptaan blue dan green economy, adapun yang menjadi ciri utamanya adalah kawasan konservasi mangrove.
“Di awal 2022 sudah tertata, dari muara (sungai) di keruk, kita tata rumah yang tidak beraturan, ada yang direlokasi, kita siapkan kios-kios dan kita siapkan untuk wisata lokal, nanti ada community center yang ada restoran dan kafe. ada tambak dan pelelangan ikan yang kita ciptakan juga. Ada tempat konservasi mangrove, penyemaian dan pembibitan” imbuhnya.

Ia memaparkan bahwa sebelum adanya konservasi mangrove ini sekitar awal tahun 2000, penambakan ikan dan udang tidak bisa dibudidaya. Hal itu di karenakan adanya polusi air yang parah.
“Jadi bukan manusia aja yang stunting, bandeng juga kena stunting karena airnya rusak,” terusnya.
Penanaman mangrove pun menjadi solusi dalam mencegah abrasi. Kualitas air pun menjadi lebih baik dan menambah produktivitas perekonomian masyarakat pesisir, khususnya untuk tambak ikan dan udang.
“Desa ketapang ini terancam abrasi juga, kemudian juga dengan kondisi air laut yang rusak, seperti polusi, sampah dan limbah lumpur. Sejak 2014 kita tanam mangrove ini dari kecil dan dirawat Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan,” terang pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Golkar DKI Jakarta tersebut. (Aza)