Tangerang – Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju membuat telepon genggam yang dulu hanya bisa menelepon dan mengirim pesan singkat kini semakin berkembang dengan kemampuannya untuk mengakses informasi dari internet. Tak terkecuali, soal pola pengasuhan untuk anak-anak yang mayoritas lahir di era milenial.
Fenomena pola asuh digital menjadi salah satu metode yang kini mulai diterapkan oleh para orang tua milenial. Hal ini disebabkan oleh derasnya arus informasi dan paparan penggunaan yang tidak bisa dibendung, sehingga tidak memungkinkan lagi bila mesti melarang si kecil menggunakan perangkat digital.
Digital parenting bisa dimaknakan sebagai model pola pengasuhan anak yang disesuaikan dengan kebiasaan anak yang begitu akrab dengan perangkat digital. Prinsipnya adalah dengan menanamkan sikap bijak berperilaku di internet, serta tetap menerapkan aturan agar anak tidak sampai kelewat batas.
Orang tua saat ini, mayoritas berasal dari generasi milenial (usia 20-35 tahunan) yang sebetulnya tidak asing lagi dengan internet dan perangkat digital. Namun, arus informasi saat ini sudah berkali-kali lipat derasnya. Jadi, orang tua juga sudah semestinya memperbaharui dan mengikuti perkembangan digital.
Stephen Balkam, CEO Family Online Safety Institute mengemukakan, strategi digital perlu diterapkan bagi Anda sebagai orang tua. Menurutnya, oang tua perlu bersikap tenang dan berpikiran terbuka ketika berbicara dengan anak. Terangkan dengan bahasa sederhana dan lugas saat mengenalkan soal digital yang ada di sekitar mereka.
Salah satunya adalah dengan membekali diri Anda untuk menguasai digital terlebih dahulu sebelum diperkenalkan ke anak. Saat ini, ada banyak aplikasi yang bisa Anda gunakan untuk membantu pengasuhan. Misalnya, Anda jadi bisa mengetahui tips soal pengasuhan anak dari aplikasi atau situs terpercaya serta menahan dampak negatif internet terhadap anak. Di antaranya aplikasi penyaring konten porno, blokir situs-situs yang tidak bermanfaat.
Terapkan aturan penggunaan bagi seluruh anggota keluarga. Cara ini berguna bagi si kecil, karena ia relatif belum bisa menyaring informasi dengan baik.
Selain itu, berikan batasan waktu penggunaan anak dalam menggunakan gadget. Misalnya, satu jam dalam sehari, dan tambahan satu jam lagi saat akhir pekan atau libur sekolah.
Dengan cara ini, Anda jadi bisa mengarahkan hal-hal positif dan negatif yang sebaiknya dia konsumsi atau hindari di dunia digital. Bila si kecil sudah memiliki akun sosial media, tidak ada salahnya Anda mengikuti dan berteman dengannya.
Dengan cara ini, Anda jadi tahu daftar teman-temannya, dan aktivitas yang ia lakukan di sana. Tapi tetaplah menjaga jarak ya, jangan sampai mencampuri urusan anak.
Dukung anak dengan membantunya untuk membangun reputasi baiknya di media sosial. Caranya, bimbing anak memanfaatkan sosial media hanya untuk hal positif dan ajak diskusi terkait hal-hal yang biasa berada di sosial media. Beri ia ruang berekspresi, namun arahkan untuk tetap sesuai batasan.
Dunia digital memang memungkinkan anak untuk mendapat pengetahuan tentang banyak hal, yang mungkin belum pernah ia ketahui sebelumnya. Dengan begitu, ia akan belajar banyak pengetahuan baru.
Hindari mengekangnya, biarkan ia mengeksplor keingintahuannya itu, dan biarkan ia membagikan ceritanya kepada Anda.
Anda tentu mengharapkan anak tumbuh menjadi pribadi yang baik. Untuk itu, mulailah dari Anda terlebih dulu. Misal, dengan hanya menggunakan kalimat dan membagikan cerita Anda di media sosial yang positif. Sehingga saat si kecil membacanya, ia tahu bahwa orang tuanya adalah orang tua yang patut diteladani. (INI)