Suaratangerang.id, Jakarta – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang akan menyelenggarakan event internasional pada 25-29 Oktober mendatang, yakni Partnership in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA), Network of Local Governments (PNLG).
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar pun melakukan roadshow ke sejumlah media, salah satunya detik.com di Kantor Trans TV, Jakarta, Kamis (22/9) sore. Dirinya pun mengundang secara verbal tim redaksi detik.com untuk hadir dalam kegiatan tersebut.
“Jadi kedatangan kita pertama silaturahmi, kita mau mengundang tanggal 25-29 Oktober ada event internasional Kabupaten Tangerang, yaitu PEMSEA,” ungkap dia.
Bupati Zaki menjelaskan, PEMSEA ini merupakan forum berbagi informasi, pengalaman tentang penataan kawasan pesisir pantai. Dalam agenda ini, Kabupaten Tangerang menjadi tuan rumah karena konsep pembangunan yang berbeda.
Lokus agenda akan berlokasi di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk. Terdapat perbedaan dengan tuan rumah sebelumnya, yakni di Da Nang (Vietnam) menjadi pelabuhan perikanan besar dan Xiamen (China) dari desa nelayan menjadi pelabuhan peti kemas dan Da Nang.
“Kita kemudian menjadi tuan rumah karena konsep beda dengan yang lain. Kita merubah kampung nelayan yang tadinya terisolir kita rapihin, kita bedah rumah, kita buat pipa komunal, PDAM, sampai koperasi. Jadi blue dan green economy komplit,” ujarnya.
“Mereka dikasih gratis (relokasi rumah), bahkan petak rumah kita daftarkan PTSL (pendaftaran tanah sistematis lengkap), bahkan dapat HGB (hak guna bangunan) sertifikat. Kita berikan ke masyarakat, hampir tidak ada konflik signifikan,” sambung Bupati Zaki.
Adapun, lokasi ini juga dibangun konservasi mangrove yang artinya ekosistem lingkungan tetap terawat, bahkan menjadi lebih baik dengan penanaman mangrove pada 2014 silam. Tambak ikan dan udang yang sebelumnya tidak produktif pun menjadi aktif kembali.
“Penataan kawasan desa nelayan tidak merubah atmosfir. Tetap desa nelayan, cuma makin komplit dengan fasilitas higienis. Tanpa sengaja ketika menanam mangrove, nanam ikan bandeng, bawal, nila yang air payau itu sukses tidak lagi stunting, aritinya kualitas airnya bagus,” tutur dia.
Dalam persiapan PEMSEA ini, sejak 2017 disampaikan realisasi anggaran yang digunakan hanya sebesar Rp 25 miliar dari total Rp 44 miliar. Adapun, secara tidak langsung, mangrove juga mencegah abrasi yang telah mencapai 1 km sejak 30 tahun lalu.
“Mangrove ini memperbaiki kualitas air dan sampah. Ini (desa marga mulya) daerah yang abrasinya tinggi sekali,” tutupnya. (Aza)